MENANGIS DAN MENJERIT DI MAL (Bagian I)
Kemarin, saya sempat jalan-jalan di mal sama mama tercinta. Selama acara jalan-jalan itu, saya menemui banyak sekali keluarga-keluarga muda dengan anak-anak mereka yang masih balita. Maklum, lagi libur panjang. Tentunya, keluarga-keluarga muda itu butuh refreshing. Berkumpul bersama menikmati liburan.
Seperti saya, yang sengaja mengajak mama untuk jalan-jalan dan makan siang bersama di mal. Tetapi, suasana liburan yang sedang kami nikmati itu menjadi sedikit buyar karena kami seringkali menemui anak-anak kecil usia balita yang menangis dan menjerit.
Di sebuah toko mainan, kami berpapasan dengan seorang anak balita perempuan yang menangis heboh. Tangannya ditarik-tarik oleh sang bunda yang berjilbab. Dari omelan dan teguran sang bunda, saya tahu kalau anak itu ingin dibelikan mainan entah apa. Tangan kecil anak itu juga menunjuk-nunjuk ingin kembali ke toko mainan yang baru saja mereka kunjungi. Sang bunda pun sibuk mengajak anaknya berlalu. Terjadilah tarik menarik. Tangan sang anak menahan tangan sang bunda untuk tetap ada di toko mainan. Tangan sang bunda menolak dan malah menarik anaknya untuk segera pergi.
Saya hanya bisa geleng kepala menyaksikannya. Perasaan, jaman saya masih kecil, saya nggak pernah deh nangis bombay gitu minta dibelikan mainan. Apalagi nangisnya di mal. Saya nggak tahu kenapa anak itu heboh menangis cuma karena minta mainan. Apakah karena terbiasa dituruti permintaannya sehingga ketika ada satu kali permintaannya ditolak, nangisnya sampai kejer gitu? Entahlah. Saya tidak bisa menghakimi sang bunda, bukan?
Cuma yang saya lihat, anak-anak sekarang sepertinya memang lebih dimanja dibandingkan anak-anak jaman dulu. Nggak heran, mereka jadi lebih pemarah dan berani melawan. Sudah dibilang tidak boleh tetap saja ngotot. Bahkan, pake ngambek. Nangis bombay sambil teriak-teriak marah. Duh, duh....bikin gregetan pengen cubit. He he he....
Komentar
laah jamanku kecil dulu pegangannya layangan, kelereng, terus maen petak umpet.
Saya akan resign kalau punya anak ke dua nanti mbak. I won't let other people ruin my child's world..
*curcol**
Sukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
dia juga suka nangis-nangis gitu. kalo gak (segera) diturutin maunya.
kayaknya nangis itu emang senjata anak-anak yah... kan kalo mereka nangis kita jadi gak tega gitu... jadi harus diturutin maunya. hobi nangis juga mungkin salah satu sifat anak tidak sabar....
yah namanya juga anak2. belum bisa 'komunikasi' dengan baik, nangis jadi salah satu bentuk komunikasinya dia juga...